Harga Sebuah Kepemimpinan

KELETIHAN

Ada 2 hal yang dimaksud dengan keletihan di sini, yaitu keletihan fisik dan keletihan mental.

Keletihan Fisik

Pemimpin bukanlah manusia super. Dia juga bisa mengalami keletihan. Penyebabnya adalah karena dia memberikan lebih daripada bawahannya. Dating lebih awal dan pulang larut malam. Bekerja lebih bera daripada yang dipimpinnya. Sayangnya, banyak orang tidak mau tahu tentang keadaan ini. Oleh sebab itu, masalah ini harus diatasi karena memang bisa diatasi. Istirahat secara teratur dan cukup akan memulihkan stamina. Apalagi jika mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi.

Keletihan Mental

Tidak bisa disangkal bahwa pemimpin pun bisa mengalami keletihan mental. Berikut adalah penyebab keletihan mental:

Keletihan Fisik.

Keletihan fisik dapat mengakibatkan keletihan mental.

Kurangnya Penerimaan.

Kurangnya penerimaan akan apa yang sudah kita lakukan akan membuat mental kita “drop”. Terlebih lagi jika orang lain hanya meminta dan terus meminta sesuatu yang menurut mereka harus dipenuhi oleh seorang pemimpin.

Ketidakadilan.

Ini disebabkan karena kita merasa mendapat upah yang tidak sesuai dengan kerja keras yang telah kita lakukan. Sementara itu, mereka yang bekerja lebih ringan justru mendapatkan upah yang lebih banyak.

Hilangnya Keseimbangan Hidup.

Jarang melakukan hal-hal yang menggembirakan hati menyebabkan hidup kita tidak seimbang. Kita menjadi sangat serius, tetapi tidak ceria.

Besarnya Tuntutan Yang Dibebankan Kepada Kita.

Besarnya tuntutan membuat kita kewalahan dan terlalu sibuk, tidak ada waktu untuk santai. Mental kita menjadi letih.

Hasil Yang Tidak Sesuai Dengan Apa Yang Dilakukan.

Jika keadaan mental seperti itu, kita harus berhenti sejenak atau retreat. Ini akan membuat kita tenang dan ketenangan menjadikan mental kita kuat kembali.

MENGORBANKAN KEPENTINGAN PRIBADI

Di PL kita melihat teladan dalam hal mengorbankan kepentingan pribadi ini di dalam diri Nehemia. Perhatikan Nehemia 5:14!

“Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati.”

Paling tidak ada 3 indikator dari seorang pemimpin yang mengorbankan kepentingan pribadi:

Bertahan Bersama Kelompok Meskipun Mengalami Kesulitan

Ketika kapal pesiar Costa Concordia karam, Kapten Francesco Schettino melompat ke sekoci untuk menyelamatkan diri. Tentu saja ini menjadi pergunjingan banyak pihak, sebab seharusnya dia tetap berada di kapal bersama penumpang menghadapi kesulitan itu. Dia dianggap sebagai seorang pengecut dan tidak mau bertanggung jawab. Ini wujud orang yang tidak mau mengorbankan kepentingan pribadi. Bandingkan dengan Nehemia! Dia tetap berada bersama-sama rakyat ketika pembangunan tembok Yerusalem menghadapi kesulitan, yaitu ketika musuh menekan begitu hebat dengan maksud menghentikan proyek ini. Kapten Francesco Schettino tidak beda dengan seorang gembala upahan yang membiarkan domba-dombanya menghadapi kesulitan sendiri (Yohanes 10:12-13). Sedangkan Nehemia sama dengan gambala yang baik, yang kalau perlu memberikan nyawanya untuk domba-dombanya (Yohanes 10:11).

Pemimpin yang bertahan bersama kelompok saat mengalami kesulitan sudah tentu untuk sementara waktu mengabaikan keluarganya. Artinya, yang biasanya untuk keluarga akan habis digunakan untuk bersama orang-orang yang dipimpinnya. Mungkin akan ada protes dari pihak keluarga, tetapi untuk sementara waktu itulah yang harus dia perbuat. Demikian juga dia akan mengorbankan waktunya untuk bersenang-senang. Pasti tidak ada “main golf” ketika kelompok sedang menghadapi kesulitan.

Menganggap Bahwa Penghargaan Kelompok Lebih Penting Daripada Penghargaan Pribadi

Penghargaan adalah hak setiap orang, termasuk seorang pemimpin. Tetapi, bagi pemimpin yang benar, dia rela tidak dihargai bahkan tidak dikenal orang sekalipun, asal kelompoknya mendapat tempat di hati masyarakat. Kalaupun dia mendapat penghargaan, pasti dia akan lebih menjunjung nama kelompoknya daripada namanya sendiri.

Menganggap Bahwa Keberhasilan Kelompok Lebih Penting Daripada Keberhasilan Pribadi

Menjadi juru minuman raja adalah pekerjaan yang sangat penting sekaligus merupakan kedudukan yang tinggi. Nehemia sudah mendapatkan pekerjaan dan kedudukan itu di Puri Susan. Tetapi, dia tidak menjadi tenang ketika mendengar bangsanya menderita. Selanjutnya, Nehemia menjadi bupati di tanah Yehuda. Ini juga kedudukan yang tinggi. Tetapi, sekali lagi dia resah karena bangsanya masih menderita. Apa yang dia lakukan? Alkitab mencatat bahwa Nehemia turun tangan mengajak bangsanya membangun tembok Yerusalem. Tujuannya supaya menjadi bangsa yang bermartabat. Inilah keberhasilan yang akhirnya diraih bangsa Yahudi. Motivasi Nehemia untuk membuat bangsanya berhasil sangat kentara di setiap langkahnya. Padahal ini mengandung risiko bagi kedudukannya. Pemimpin yang benar harus meneladani sikap Nehemia ini.

Tagged with: ,
Posted in Pelajaran Khusus, Resources

Firman Tuhan Hari Ini

[19] Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. [20] Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin. (Filipi 4:19-20 TB)

Word Of The Day

[19] And my God will meet all your needs according to his glorious riches in Christ Jesus. [20] To our God and Father be glory for ever and ever. Amen. (Philippians 4:19-20 NIV)

Congregations

Hong Kong Skyline
Macao Tower
Yuen Long