Anak Panah Yang Mengarah Kepada Yesus

HUKUM TAURAT ADALAH SUATU BERKAT

Poin ini mungkin akan langsung mendapat bantahan karena sepertinya tidak demikian menurut Galatia 3:10, 13: “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab huku Taurat.’ … Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib.'”

Yang sering ditekankan di kedua ayat ini adalah Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Bukankah ini menunjukkan bahwa hukum Taurat adalah suatu kutuk, bukan berkat? Memang benar, kalau kita hanya melihat sepenggal kalimat itu, terkesan bahwa hukum Taurat adalah suatu kutuk. Tetapi, perhatikan penggalan kalimat sebelumnya, terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat. Di sini jelas dikatakan bahwa bukan hukum Taurat yang merupakan kutuk. menariknya, Paulus membicarakan tentang kutuk yang berkaitan dengan hukum Taurat hanya di Kitab Galatia ini saja, bahkan tidak di keseluruhan Kitab Galatia. Pasalnya, Paulus tidak sedang menekankan bahwa hukum Taurat adalah sebuah kutuk, tetapi sedang mengingatkan dengan keras orang-orang yang mengandalkan hukum Taurat untuk memperoleh keselamatan atau orang-orang yang merasa bisa diselamatkan karena melakukan hukum Taurat. Seandainya hukum Taurat benar-benar suatu kutuk, bagaimana dengan Yesus yang setia terhadap hukum Taurat? Bagaimana juga dengan Paulus?

Adalah baik kalau kita memperhatikan perkataan Paulus yang lainnya berkaitan dengan hukum Taurat, yaitu yang tertulis di Roma 7:12,

“Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.”

1.

Hukum Taurat Itu Kudus

Kudus berarti tidak berdosa. Dikatakan di dalam Roma 7:7a, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakana? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak!” “sekali-kali tidak” sama artinya dengan tidak mungkin. Hukum Taurat kudus atau tidak berdosa karena penulisnya adalah Tuhan yang kudus. Seluruh kehendak Tuhan yang tertulis di dalam hukum Taurat adalah kudus adanya. Setiap orang yang mengabaikan hukum Taurat sama saja dengan mengabaikan hal yang kudus. Tentu saja orang yang mengabaikan hal yang kudus tidak akan mendapat berkat dari kekudusan itu, seperti kesempatan untuk menjalin persekutuan pribadi dengan Tuhan. Jadi sebenarnya keberadaan hukum Taurat itu memberi kesempatan bagi manusia untuk menjalin persekutuan dengan Tuhan. Kita bisa melihat perbandingan yang nyata antara bangsa Israel dengan bangsa-bangsa kafir: bangsa Israel mempunyai hubungan yang dekat dengan Sang Pencipta, sedangkan bangsa-bangsa kafir tidak. Bangsa-bangsa kafir malah menciptakan ‘tuhan’ sendiri. Oleh sebab itu, bangsa Israel disebut dengan istilah ‘mereka yang dekat’, sedangkan bangsa-bangsa kafir disebut dengan istilah ‘mereka yang jauh’.

2.

Hukum Taurat Itu Benar

Kata ‘benar’ di sini (Yunani: dikaios) bisa diartikan benar, bisa juga diartikan adil atau tepat. Penekanannya adalah sesuatu yang sesuai standar Tuhan, Sang Kebenaran itu sendiri. Hukum Taurat adalah patokan bagi kehidupan bangsa Israel. Standar hidup benar mereka bukan hukum dari bangsa-bangsa kafir. Perhatikan bagaimana Tuhan begitu marah ketika bangsa Israel mencoba hidup sesuai dengan hukum bangsa-bangsa kafir, terutama tentang penyembahan. Itu terlalu bodoh buat mereka; sudah mempunyai hukum yang benar, malah memakai hukum yang tidak sesuai dengan standar Tuhan. Jika mereka setia melakukan hukum Taurat, maka berkat tidak jauh dari kehidupan mereka (Ulangan 6:1-3). Mazmur 19:10-11 menjelaskan tentang hal lain berkaitan dengan hukum Taurat sebagai hukum yang benar. “Hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah daripada emas, bahkan daripada banyak emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.”

3.

Hukum Taurat Itu Baik

Hukum Taurat berasal dari Tuhan. Apa yang berasal dari Tuhan itu baik adanya, tidak ada yang tidak baik. Melakukan sesuatu yang baik dari Tuhan tentu akan menerima sesuatu yang baik pula. Di dalam Mazmur 19:8-9 dijelaskan tentang kebaikan-kebaikan dari hukum Taurat bagi penerimanya.

“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.”

Jika demikian, masihkah kita menganggap bahwa hukum Taurat itu suatu kutuk?

YESUS MENGGENAPI HUKUM TAURAT

Ayat yang sangat terkenal adalah Matius 5:17, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”

Kata ‘meniadakan’ di sini (Yunani: kataluo) artinya membuat tidak sah (Ingg: make invalid) atau menghapus sesuatu yang masih berlaku (Ingg: abolish something in force). Pada saat di mana Yesus melayani di bumi ini, hukum yang sah dan berlaku bagi bangsa Yahudi adalah hukum Taurat. Baik untuk kehidupan kerohanian maupun untuk kehidupan kemasyarakatan, yang menjadi tolok ukurnya adalah hukum Taurat. Yesus tidak akan membuat hukum Taurat menjadi tidak sah atau menjadi tidak berlaku lagi, karena Ia tahu bahwa hukum Taurat datang dari Tuhan dan harus terjadi sesuai dengan yang tertulis di dalamnya. Itulah sebabnya Ia menegaskan di dalam Matius 5:18,

“Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”

Yesus menggenapi hukum Taurat! Jika bagian di atas, yaitu “hukum Taurat merupakan berkat”, adalah jawaban bagi keragu-keraguan orang Kristen zaman sekarang tentang pentingnya hukum Taurat, bagian ini, yaitu “Yesus menggenapi hukum Taurat”, adalah jawaban bagi keragu-raguan orang Yahudi tentang Yesus.

Kata “menggenapi” di sini (Yunani: pleroo) bisa berarti mengisi atau membuat penuh; bisa juga berarti melengkapi atau melengkapi sebuah desain. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang “Yesus menggenapi hukum Taurat”:

1.

Yesus Mengenapi Semua Nubuatan Mengenai Diri-Nya Di Dalam Kitab Taurat, Kitab Nabi-Nabi, dan Kitab Mazmur

Perkataan Yesus yang sangat terkenal tentang hal ini tertulis di dalam Lukas 24:44. “Ia berkata kepada mereka: ‘Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-Nabi dan Kitab Mazmur.”

Nubuatan tentang Yesus di dalam Kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-Nabi dan Kitab Mazmur adalah tentang kelahiran, kehidupan, penderitaan, kematian, dan kenaikan-Nya ke Sorga. Semua nubuatan itu digenapi secara tepat oleh Yesus.

2.

Yesus Menggenapi Hukum Taurat Yang Melambangkan Pekerjaan Penebusan

Hal-hal di dalam hukum Taurat yang melambangkan pekerjaan penebusan yang digenapi oleh Yesus adalah sebagai berikut:

a.

Penyembelihan binatang korban yang dibawa orang yang berdosa untuk menjadi pengganti dirinya.Yesus adalah Anak Domba yang dikorbankan sebagai pengganti umat manusia. Korban Anak Domba ini sempurna, tidak perlu ada korban yang lain.

b.

Pekerjaan yang dilakukan oleh imam di ruang kudus dan Imam Besar di ruang maha kudus. Mempersiapkan dan mempersembahkan korban adalah bagian dari pekerjaan imam, dan Yesus melakukannya dengan sempurna dengan membawa korban berupa diri-Nya sendiri. Satu tahun sekali Imam Besar harus melakukan pekerjaan pendamaian di ruang maha kudus, tetapi Yesus melakukannya sekali untuk selamanya.

3.

Yesus Menggenapi Hukum Taurat Dengan Cara Melakukannya Dengan Sempurna

Tidak ada orang yang bisa secara sempurna melakukan hukum Taurat, tetapi Yesus melakukannya tanpa cacat cela.

4.

Yesus Menggenapi Hukum Taurat Dengan Cara Memberikan Arti Yang Sesuai Dengan Maksud Dari Hukum Taurat Tersebut, Tidak Seperti Orang-Orang Farisi

Mengapa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sering menentang Yesus? Salah satunya karena penafsiran Yesus terhadap hukum Taurat tidak sama, atau lebih tepat dikatakan lebih benar dari penafsiran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Banyak contohnya, tetapi ada satu contoh yang sangat menonjol, yaitu penafsiran tentang hari Sabat. Perhatikan Lukas 6:6-11!

“Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: ‘Bangunlah dan berdirilah di tengah!’ Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: ‘Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?’ Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.” (Lukas 6:6-11)

Dengan demikian sebenarnya Yesus mau mengajak para pelaku hukum Taurat, terutama ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, untuk melakukannya dengan pengertian yang benar. Intinya, Yesus tidak menentang hukum Taurat, tetapi memberi pengertian yang lebih benar, lebih jelas, lebih luas, dan sesuai maksudnya.

Posted in Pelajaran Khusus, Resources

Firman Tuhan Hari Ini

[19] Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. [20] Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin. (Filipi 4:19-20 TB)

Word Of The Day

[19] And my God will meet all your needs according to his glorious riches in Christ Jesus. [20] To our God and Father be glory for ever and ever. Amen. (Philippians 4:19-20 NIV)

Congregations

Hong Kong Skyline
Macao Tower
Yuen Long